KEDIRI - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berencana mengembangkan salah satu tanaman hortikultura sebagai komoditas unggulan baru. Alpukat Kelud dilirik menyusul nanas Pasir Kelud (PK-1) yang telah dulu menjadi primadona Kabupaten Kediri.
Hal ini disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Kediri itu usai mengunjungi Desa Wisata Jambu, Kecamatan Kayen Kidul pada Minggu, 22 Januari 2023.
Baca juga:
Pertanian Organik, Pertanian Masa Depan
|
Di sana, bupati yang gemar bervespa itu melihat langsung bagaimana alpukat tersebut di budidayakan dengan ditanam dalam pot. Pihaknya juga mencicipi langsung Alpukat Kelud usai memetiknya sendiri bersama penggagas Desa Wisata Jambu sekaligus pembudidaya alpukat, Agus Joko Susilo.
Melihat potensi Alpukat Kelud itu, Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Hanindhito berniat akan mengembangkan buah alpukat yang memiliki ciri khas berbentuk oval seperti pepaya itu.
“Kita akan pikirkan bagaimana industrialisasi (Alpukat Kelud)nya, karena kita sekarang lagi fokus industrialisasi nanas kelud (Pasir Kelud 1), ” terang Mas Dhito, Senin (23/1/2023).
Alpukat Kelud ini, lanjut Mas Dhito diklaim menjadi salah satu jenis alpukat dengan daging buah terbesar di Indonesia. Menurutnya, dengan faktor inilah pihaknya akan menjadikan Alpukat Kelud menjadi salah satu komoditas unggulan di wilayahnya.
Baca juga:
Meraup Cuan dari Edamame
|
Mas Dhito menambahkan, selain ukurannya yang besar dan teksturnya yang lembut, pohon alpukat ini juga dinilai bebas dari hama ulat sehingga memungkinkan pesatnya pembudidayaan.
“Pohon tidak ada ulatnya, (Alpukat Kelud ini) salah satu buah dengan daging terbesar di Indonesia, ” tambah Mas Dhito.
Ditemui di kebun alpukat miliknya, Agus mendukung penuh upaya Mas Dhito dalam mengembangkan Alpukat Kelud. Menurutnya, alpukat dengan kualitas premium ini memang beda dengan jenis lainnya.
Sehingga, untuk menjadi komoditas unggulan akan berdampak besar pada sektor hortikultura Kabupaten Kediri. Yang mana, dengan pengembangan buah-buah lokal Kabupaten Kediri akan meningkatkan ekonomi.
“Alpukat Kelud (namanya) identik dengan gunung yang ada di Kediri. Saya dan masyarakat sangat bangga karena kualitasnya beda, ” tutur Agus.
Lebih lanjut Agus menuturkan penjualan Alpukat Kelud berbeda dengan alpukat pada umumnya. Jika alpukat biasa dijual per kilogram, namun untuk alpukat tersebut dijual bijian.
Sedangkan, berat Alpukat Kelud ini sendiri berada pada kisaran 1 hingga 2 kilogram per buahnya. “Kita alpukat lain kita jual per kilo dengan harga Rp 40 - Rp 50 ribu. Alpukat Kelud ini kita jual beda. Satu buah Rp100 ribu, ” pungkasnya.(adv kominfo)